SANGIHE— Penurunan harga kopra yang terjadi kurun waktu satu bulan terakhir ini. Nampaknya, membuat petani kelapa ‘gigit jari’ dan bahkan terpaksa harus mencari penghasilan tambahan untuk kebutuhan hidup. Apalagi saat ini harga kopra semakin mengalami penurunan yakni Rp 2800 per kilogramnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sangihe Ir Felix Gaghaube ME ketika ditemui harian ini mengatakan, penurunan harga kopra tidak hanya terjadi di wilayah Kabupaten Sangihe, tetapi juga ikut di rasakan oleh petani kepala yang ada di sejumlah daerah di tanah air."Jadi harga komoditi perkebunan terutama kelapa, pala dan cengkeh mengalami penurunan. Seperti hari ini (Rabu,red) kopra mengalami penurunan yakni Rp 2800/kilogram. Dari pihak kami sendiri hingga saat ini, terus melakukan koordinasi dengan Provinsi dan Kementrian Perdagangan, dengan malakukan bisnis metcing antara Kabupaten yang menghasilkan produk perkebunan seperti ini dengan pemerintah Surabaya,” ungkap Gaghaube.
Lanjutnya, dari hasil koordinasi tersebut diketahui penurunan itu disebabkan yang pertama adalah dari kualitas komoditi itu sendiri. Seperti ketika masa panen kelapa harus di tetapkan sebagaimana masa panen, untuk memasuki fase berikutnya adalah pengeringan, begitu juga proses pengeringan itu harus dilakukan berdasarkan proses yang telah di atur jangka waktunya, sehingga tuntutan kualitas kopra ini yang menjadi kebutuhan para pembeli dapat memenuhi standar."Selanjutnya yang kedua, ternyata cukup banyak daerah yang memproduksi hasil kelapa ini tidak hanya Kabupaten Sangihe seperti Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, sebagian Sumatera, Sulawesi juga memproduksi, tetapi mereka tetap bertahan pada kualitas yang di minta oleh para pembeli. Dan yang ketiga kebutuhan pasar dunia agak menurun lantaran kopra sebagai bahan baku yang bisa menghasilkan minyak itu bisa diganti dengan komuditi lainnya seperti bunga Matahari juga dapat dijadikan minyak hampir setara dengan hasil kopra,” jelasnya. Untuk itu Gaghaube meminta, agar mempertahankan kualitas komuditi yang menjadi andalan petani di Kabupaten Sangihe ini."Sebagai tanggung jawab Dinas Teknis terhadap perdagangan ini, kami juga sering memfasilitasi dengan para pedagang- pedagang ataupun para pembeli di tingkat Surabaya, namun transaksi ini akan terhalang pada tuntutan kualitas itu sendiri baru dilakukan negosiasi,” katanya. Sembari menambahkan, pihaknya akan terus melakukan upaya agar kualitas komoditi andalan sangihe ini, akan tetap terjaga sehingga harganya pun membaik kembali normal seperti sebelumnya. (*)
TInggalkan Komentar