Asus
Yasti Sebut Pengalokasian DAK Tak Sesuai Kabutuhan Daerah

KLIKSULUT, BOLMONG--Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong), Yasti Soepredjo Mokoagow, menghadiri konsultasi regional pulau Sulawesi terkait penyusunan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024, di Hotel Sintesa Peninsula, Manado, Senin (5/8) kemarin. Kegiatan yang dibuka Wagub Sulut, Steven Kandow itu dihadiri pejabat Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, kepala daerah se-wilayah Sulawesi, serta instansi terkait. Yang menjadi pokok pembahasan pada pertemuan itu yakni beberapa tantangan dan isu strategis seperti kondisi ekonomi global, pembangunan ekonomi, dan disparitas antar daerah dan atar pulau.

Pada kesempatan tersebut, Yasti mengemukakan tentang perlunya keseimbangan pendanaan berdasarkan luas wilayah dan sesuai porsi kebutuhan daerah. Pasalnya, menurut Yasti, pengalokasian dana alokasi khusus (DAK) tidak sesuai atau ada kesenjangan dengan kebutuhan daerah. Apalagi dilihat dari luas daerah. “Kabupaten Bolmong adalah daerah dengan wilayah terluas di Sulawesi Utara, dengan panjang jalan hampir 600 kilometer, sementara daerah lain jalan kabupaten tidak lebih dari 100 kilometer, tetapi pengalokasian DAK nya relatif sama,” ujar Yasti.

Top eksekutif Pemkab Bolmong itu berharap agar Bappenas segera melakukan pemutakhiran data. “Kalau hanya copy paste dari data yang dulu-dulu, itu tidak akan berdampak satupun kepada masyarakat,” sentilnya, sembari meminta Bappenas adil dalam pengalokasian DAK. “Saya kira Bappenas harus adil. Adil bukan saja sama rata sama rasa, tapi adil proporsional,” tandas Yasti.

Sebelumnya, Wagub Steven Kandouw mewakili Gubernur Olly Dondokambey juga menyampaikan beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dari Kementerian PPN/Bappenas. Secara gamblang Steven Kandouw menyampaikan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam konsultasi itu.

“Kualitas dan SDM pendidikan masih jauh di bawah, disebabkan terbatasnya infrastruktur dan sumber daya manusia pendukung,” ungkap Steven. Di bidang infrastruktur, lanjutnya, ada program yang sudah lama ada, tapi hanya menjadi wacana. “Masalah pembangunan infrastruktur, pembangunan rel kereta api dari utara ke selatan hanya sampai wacana,” sahutnya.(*)

Berita Lainnya

TInggalkan Komentar