Asus
UNBK di Bolsel Gunakan Server Lokal

Foto : Pelaksanaan UNBK di Bolsel.

BOLSEL – Memasuki hari pertama Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Senin (22/4) kemarin, Dinas Pendidikan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) memastikan diikuti 21 sekolah tingkat menengah (SMP). UNBK yang diikuti 1263 siswa ini dibuka secara simbolis oleh Bupati yang diwakil sejumlah pejabat pemerintah.

Sebagaimana yang disampaikan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Rikson Paputungan, dari jumlah sekolah yang melaksanakan UNBK, 17 diantaranya sekolah negeri dan selebih masdrasah/swasta. “Masih ada 4 sekolah yang masih menggunakan metode ujian lama, yaitu menggunakan kertas pensil. Sekolah tersebut kebanyakan terletak di wilayah perbatasan.

Sementara SMP Adow harus menjalani UNBK offline. Karena wilayah belum dijangkau jaringan internet,”bebernya.

Mantan Kepala Bagian Risalah DPRD ini menjelaskan, ujian berlangsung selama empat hari dengan 4 mata pelajaran. Di antaranya, Mata Pelajaran dalam UNBK, Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris dan IPA.

“Per hari satu mata pelajaran. Ada pembagian sesi dalam pelaksanaan. Per sesi rata-rata dua puluh sesi,” jelasnya.

Dituturkannya, semua persiapan UNBK sudah dimaksimalkan. Sehari sebelum pelaksanaan UNBK panitia melakukan sinkronisasi untuk mengunduh soal UN dari server pusat ke server sekolah. “ Meski sudah diunduh soala ujian belum bisa dibuka. Siswa dapat membuka soal setelah mengisi user name, sandi dan token. Panitia akan menerima token dalam bentuk SMS blast yang dikirim panitia UNBK pusat melalui sistem. Ini untuk menjamin kerahasiaan dan kemanan soal,” tutur Rikson.

Menurutnya, komputer siswa akan dilayani dengan server lokal sekolah.

“Jadi, siswa tidak perlu khawatir jika listrik mati karena jawaban sudah tersimpan di server sekolah. Meski begitu, kita sudah melakukan antisipasi. Semua sekolah pelaksana sudah menyiapkan genset,” katanya.

Ditambahkan Rikson, jaringan internet digunakan saat mengunduh soal, kemudian dimatikan saat proses pengerjaan soal. Kemudian jaringan kembali diaktifkan saat akan mengirim jawaban. “Kami sengaja memberikan metode seperti itu, karena dikhawatirkan apabila dikerjakan secara online maka apabila mati lampu atau mati jaringan, tentu jawaban tidak akan tersimpan. Dengan cara seperti itu, maka anak didik kita lebih tenang dalam mengerjakan soal,”cetusnya.

Menutup penjelasannya, Rikson mengharapkan, hasil ujian tingkat SMP ini memberikan kelulusan 100 persen bagi anak didiknya.

“Kami harap, para siswa mampu mengerjakan soal dengan seksama. Belajar dan berdoa, Insya Allah dimudahkan,”ujarnya sembari tersenyum. (*)

Berita Terkait

TInggalkan Komentar