Asus
Kapolda Papua, Jamaah Tabligh Ke Papua Bukan Berjihad Tapi Dakwah

KLIKSULUT, MANADO - Mencuatnya isu jihad ke Wamena tengah menjadi perhatian masyarakat di Papua. Apalagi kedatangan Jamaah Tabligh pimpinan Haji Nasir dikait-kaitkan dengan isu jihad pascakerusuhan di Papua, dilansir dari Pospapua.com

Kepolisian Daerah (Polda) Papua pun memastikan keberadaan Jamaah Tabligh di Papua untuk berdakwah, bukan berjihad ke Wamena, seperti yang diisukan oleh para pihak di baru-baru ini.

“Keberadaan 22 anggota Jamaah Tabligh yang dipimpin H. Nasir di Jayapura untuk melakukan dakwah dan syiar islam bagi umat muslim di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Keerom,” kata Kapolda Papua, Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw, Senin (7/10) malam.

Jamaah Tabligh, terang Waterpauw, akan berada di Papua selama 4 bulan. Mereka telah berkoordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Papua, untuk membantu mengkomunikasikan kegiatan para Jamaah selama di Papua.

“Jadi tidak benar, isu kelompok jihad di tanah Papua sebagaimana berita hoaks yang beredar belakangan ini,”  tegas Waterpauw.

Jenderal asal Papua ini mengimbau seluruh masyarakat agar tidak percaya dengan penyebaran video maupun informasi yang dapat memicu keresahan di bumi cenderawasih. “Masyarakat jangan mudah terprovokasi oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab,” pintanya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal menerangkan, rombongan Jamaah Tabligh tiba di Jayapura sejak 1 Oktober 2019 pukul 09.45 WIT dengan menggunakan Kapal Motor (KM) Ciremai dari Jakarta.

Jamaah Tabligh dijemput Ustad Irfan, dan kemudian ditampung di Masjid Serambi Madinah milik Haji Baddo di kawasan Entrop, Distrik Jayapura Selatan. “Saat ini rombongan Jamaah Tabligh masih berada di Entrop.

Kegiatan mereka akan kami pantau,” kata Kamal.Menurut Kamal, Jamaah Tabligh hanya mengajak masyarakat yang satu akidah untuk melaksanakan shalat tepat waktu dan menjalankan syariat islam. Mereka tidak berjihad ke Wamena.

“Kedatangan mereka bukan terkait rusuh Wamena, tetapi untuk menyiarkan syariat islam kepada masyarakat di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Keerom,” kata Kamal menjelaskan.
Kamal pun memastikan, Jamaah Tabligh bukan bagian dari Front Pembela Islam (FPI).

“Mereka bukan bagian FPI, bukan seperti kegiatan unjuk rasa yang ada di Solo, sehingga jika ada video atau postingan yang menyatakan kelompok ini adalah FPI, maka tak benar,” tegasnya.

Mantan Wakapolresta Depok ini kembali mengingatkan masyarakat bahwa kerusuhan di Wamena murni tindakan kriminal, bukan terkait Suku, Ras dan Agama (SARA). “Kasus Wamena itu murni kriminal, bukan terkait SARA,”  tandas Kamal.(*)

Berita Terkait

TInggalkan Komentar