Asus

KOTAMOBAGU—Kopi Kotamobagu sudah dikenal luas. Selain menguasasi pasar lokal, Kopi Mojago, Dinodok, Mopira dan jenis kopi lainnya hasil produksi masyarakat Desa Bilalang I dan II, juga sudah merambah pasar di luar daerah.

Selain jenis-jenis kopi itu, ada juga Kopi Rindjing hasil olahan masyarakat Desa Moyag. Kopi jenis tersebut juga banyak diminati, bahkan telah dipasarkan di sejumlah daerah seperti Kota Manado, Makasar, Palu hingga Pulau Jawa.

Menurut pengakuan pemilik industri Kopi Rindjing, Muhammad Agus Salim, dirinya sudah mulai mengelolah kopi tersebut sejak empat tahun lalu. Meski pengemasan masih dilakukan dengan cara tradisional dan proses pemasarannya secara mandiri, namun jenis kopi hasil olahannya itu diminati banyak masyarakat, termasuk dari luar daerah. “Kalau rumah makan tepi laut di Manado itu adalah salah satu pelanggan tetap saya,” katanya.

Ia mengungkapkan, dalam sebulan ia bisa memproduksi hingga 50 kilo gram kopi dengan keuntungan mencapai jutaan rupiah. “Harga per kilo gram 70 ribu. Alhamdulillah hasilnya cukup lumayan,” ungkapnya.

Ia mengakui, dirinya menemui banyak kendala mulai dari proses produksi, pengemasan hingga pemasaran. Namun demikian, hal itu katanya tak membuat dirinya patah semangat untuk mengembangkan usahanya itu. “Kendala utama saya adalah soal kemasan. Mungkin belum banyak dikenal orang, tapi itu tidak masalah. Karena kalau soal kualitas rasa, menurut pelanggan tidak kalah dengan kopi jenis lainnya,” sebutnya.

Ia berharap, ada bantuan dari pemerintah terutama soal kemasan dan pemasaran. “Saya sudah pernah ajukan bantuan ke pemerintah, mudah-mudahan bisa disetujui,” harapnya.

Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker), Fadlun Paputungan, mengatakan pihaknya terus mendorong pengembangan berbagai jenis industri masyarakat, termasuk Kopi Rindjing. “Ini sangat baik untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Pemerintah tentu sangat mendukung dan terus mendorong pengembangannya,” katanya.

Soal bantuan, ia mengaku pihaknya masih menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran. “Untuk bantuan pengemasan belum bisa kita penuhi keterbatasan anggaran. Tapi insya allah tahun depan kita akan menyiapkan rumah kemasan untuk membantu para pelaku industri dalam pengemasan produk usahanya,” tambahnya.(*)

Berita Terkait

TInggalkan Komentar